Menu

Mode Gelap
Ribuan Ha Hutan Gunung Wilis Zona Utara Sangat Kritis, Potensi Sebabkan Banjir Besar Misionaris Katolik Roma Pendiri Klinik Perusahaan Gula Nganjuk 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Nganjuk Genjot PAD Lewat Pajak dan Retribusi Warga Warujayeng Bangun Paseban Agung Tandai Jejak Kerajaan Hring Tak Mampu Merawat ODCB, Warga Nganjuk Hibahkan Tempayan Kuno ke Museum Anjukladang Ucapan Bentuk Bibit Lebih Efektif, Kotasejuk Berharap Bupati Nganjuk Terpilih Pro Iklim


					Foto Candi Sri Jayamrta (Candilor)

Foto Candi Sri Jayamrta (Candilor)

Tentang anjukzone.id

Ada satu kelaziman yang biasanya membimbing para jurnalis dalam memahami dan memaparkan fakta menjadi berita. Yang pertama adalah kontroversi, dalam pengertian bawa para jurnalis pada umumnya cenderung melihat suatu berita dianggap berkualitas ketika dalam berita yang ia sampaikan ada kontroversi di dalamnya. Kalau ada orang digigit ular itu bukan berita, tetapi ketika ada orang menggigit ular itu baru berita, “the bad news is the good news”. Dalam konteks ini PT. Media Jayastambha Nganjuk yang kemudian dalam portal webside ini kami beri judul, anjukzone.id berada pada jalur yang lain. Jiwanya sebagai tiga pilar utama, yakni pendidikan, budaya dan pariwisata mengarahkankan mata kameranya untuk mengupas sesuatu yang dianggapnya memiliki manfaat, “good news is a news”.

Hal kedua yang biasanya membingkai kerja jurnalis adalah menyangkut nama dan peristiwa. Mengungkap suatu peristiwa yang dialami oleh seorang yang memiliki reputasi atau ketokohan pasti dianggap lebih berharga daripada masyarakat awam. Suatu peristiwa kecil mengenai orang besar adalah berita besar dibanding suatu peristiwa kecil pada orang kecil. Dalam hal demikian ini tampaknya anjukzone.id berada pada sisi yang lain. Dia cenderung mem-blow up berita yang menyangkut kepentingan publik daripada kepentingan pribadi atau kelompok, dia cenderung mengupas dimensi-dimensi kepemimpinan maupun ketokohan daripada membahas pribadi Sang Pemimpin maupun Sang Tokoh. Dus, dengan demikian kadar kenetralan bahasa maupun substansi dari product jurnalis anjukzone.id sebenarnya cukup bisa dijaga.

Hal yang perlu dibuat lebih seimbang adalah cara untuk mendapatkan dan menganalisis fakta beritanya. Seorang jurnalis yang berhasil biasanya tidak hanya mengandalkan cara-cara etik dengan melakukan pengamatan terhadap fakta opini atau fakta media, akan tetapi juga mengungkap fakta empirik atau fakta sosial. Untuk itu ia dituntut untuk tidak saja bertindak sebagai pengamat atau peneliti, namun juga harus “get in” dalam setiap peristiwa yang diamatinya. Dia harus mendapatkan informasi dari pihak-pihak yang diamati, secara emik, melalui kegiatan triangulasi, dan lain sebagainya, sehingga kualitas berita yang dipaparkan benar-benar bukan sekadar news akan tetapi telah menjadi setingkat pengetahuan.

Yang mengagumkan adalah kepekaan dan kepedulian anjukzone.id terhadap berbagai perkembangan dan perubahan yang terjadi di tingkat nasional untuk kemudian ditarik benang-merah-nya dengan kehidupan masyarakat daerah dan lalu mengenai apa yang harus dilakukan oleh tokoh, pimpinan atau masyarakat di daerah terhadap fenomena-fenomena yang dia paparkan, yang pada umumnya anjukzone.id melihat sisi lain (meski tidak selalu berarti sisi luar) dari setiap policy yang diamati. Dalam konteks inilah seharusnya tokoh pimpinan di daerah dapat memanfaatkan program-program anjukzone.id ini sebagai semacam “the second opinions” untuk memperbaiki atau merumuskan policy implementation maupun policy monitoring secara lebih baik lagi.

Visi: Menyambung Sejarah Kejayaan Budaya Nusantara

Misi:

  1. Mendorong peningkatan sektor pendidikan, kebudayaan, perekonomian, serta pariwisata Nganjuk dan sekitarnya.
  2. Mendorong pemberdayaan potensi lokal untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat.
  3. Menggali, mempertahankan dan melestarikan budaya serta tradisi masyarakat sejalan dengan proses perkembangan zaman.
  4. Taat terhadap kode etik jurnalistik, etika penyiaran serta tata nilai yang berlaku dalam masyarakat.