Nganjuk, anjukzone.id – Pemerintah Kabupaten Nganjuk menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung program Ketahanan Pangan Nasional (KPN). Hal ini diwujudkan melalui partisipasi dalam Gerakan Tanam Padi Serentak secara virtual yang digelar serempak di 14 provinsi pada Rabu, 23 April 2024.
Kegiatan ini dipusatkan di Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dan dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, serta Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.

Sementara itu, di Kabupaten Nganjuk, kegiatan serupa dilaksanakan di Desa Sonobekel, Kecamatan Tanjunganom, yang dihadiri oleh Wakil Bupati Trihandy Cahyo Saputro bersama jajaran Forkopimda dan Dinas Pertanian Nganjuk.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia mampu mencapai swasembada pangan dan berpotensi menjadi lumbung pangan dunia. Ia juga mengapresiasi seluruh pihak yang telah berkontribusi di sektor pertanian, mulai dari kementerian, pemerintah daerah, hingga para petani.

Wakil Bupati Nganjuk Trihandy Cahyo Saputro (foto_Asep Bahar)
“Kekayaan bangsa ini tidak boleh hanya dinikmati segelintir orang, tetapi harus dirasakan secara adil dan merata oleh seluruh rakyat,” tegas Presiden.
Wakil Bupati Trihandy Cahyo Saputro, yang akrab disapa Mas Handy, menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Nganjuk mendukung penuh visi besar presiden dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam pangan.
“Partisipasi kami hari ini adalah wujud nyata dari komitmen Pemkab Nganjuk dalam mendukung ketahanan pangan nasional, demi menjadikan Nganjuk semakin produktif di sektor pertanian,” ujar Mas Handy.
Tanam padi di Desa Sonobekel dilakukan di lahan seluas sekitar satu hektare menggunakan alat modern rice transplanter. Teknologi ini merupakan bagian dari inovasi pertanian untuk meningkatkan efisiensi waktu tanam dan hasil produksi.
Dalam kesempatan tersebut, Mas Handy juga menyerahkan bantuan benih unggul varietas Inpari 32 kepada kelompok tani setempat.
“Ini bukan sekadar simbolis, tapi langkah konkret menuju ketahanan pangan yang berkelanjutan,” tambahnya.
Plt. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, Itsna Shofiani, menjelaskan bahwa penggunaan rice transplanter dalam kegiatan ini juga menjadi proyek percontohan di wilayah Nganjuk. Sistem ini bergandengan dengan metode pembibitan menggunakan kotak persemaian khusus, sehingga bibit padi dapat digulung dan diaplikasikan lebih mudah ke lahan menggunakan mesin.
“Alhamdulillah, dengan metode ini, petani bisa melakukan persemaian di luar sawah, sehingga mempercepat proses tanam dan efisiensi tenaga kerja,” jelas Itsna.
Pemkab Nganjuk menargetkan peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari rata-rata dua kali menjadi tiga kali tanam per tahun. Dengan demikian, swasembada pangan dapat tercapai dan kesejahteraan petani pun meningkat.(as/skd)