Menu

Mode Gelap
Ribuan Ha Hutan Gunung Wilis Zona Utara Sangat Kritis, Potensi Sebabkan Banjir Besar Misionaris Katolik Roma Pendiri Klinik Perusahaan Gula Nganjuk 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Nganjuk Genjot PAD Lewat Pajak dan Retribusi Warga Warujayeng Bangun Paseban Agung Tandai Jejak Kerajaan Hring Tak Mampu Merawat ODCB, Warga Nganjuk Hibahkan Tempayan Kuno ke Museum Anjukladang Ucapan Bentuk Bibit Lebih Efektif, Kotasejuk Berharap Bupati Nganjuk Terpilih Pro Iklim

Budaya

Museum Daerah Simpan Prasasti Lawadan Sumber Penetapan Hari Jadi Tulungagung

badge-check


					Akhir tahun 2003, Pemerintah Daerah Tulungagung memboyong Prasasti Lawadan dari pabrik “imit”,  disimpan di Museum Daerah Tulungagung. (Foto_sukadi) Perbesar

Akhir tahun 2003, Pemerintah Daerah Tulungagung memboyong Prasasti Lawadan dari pabrik “imit”, disimpan di Museum Daerah Tulungagung. (Foto_sukadi)

Tulungagung, anjukzone.id – Museum Daerah Tulungagung, yang berlokasi di Jalan Raya Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menyimpan ribuan koleksi. Baik koleksi arkeologi maupun etnografi tersebut tersimpan dan terawat dengan baik.

Menurut keterangan Staf Pemandu Museum Daerah Tulungagung, Tri Eni Budi Santoso, kondisi Museum Tulungagung ini dulu diawali dari Pendopo Kabupaten Tulungagung.

” Kondisi Museum Tulungagung itu dulu diawali sebelumnya di Pendopo Tulungagung, tahun 1996, melalui Dinas Pendidikan pada waktu itu.  Dengan sebuah tempat yang dapat dikunjungi secara umum,” jelasnya pada Sabtu, 04 Desember 2025.

Melalui dinas pendidikan pada tahun 1996, lanjut Tri Eni, benda-benda tersebut dipindahkan ke bangunan museum yang sekarang, karena jumlah koleksi semakin bertambah. Hingga sekarang, sudah terkumpul 1.044 koleksi, semua didapat dari bumi Tulungagung sendiri.

“Beberapa koleksi yang ada ini didapat dari berbagai tempat Tulungagung, yang ada di candi-candi di Tulungagung, dan beberapa tempat yang ada di Tulungagung juga,” tambahnya.

Dari ribuan koleksi tersebut, ada satu koleksi yang paling menarik, yaitu, Prasasti Lawadan. Prasasti berangka tahun 1127 Saka atau 1205 Masehi tersebut menjadi patokan hari jadi Kabupaten Tulungagung.

Prasasti Lawadan Tulungagung (foto_Sukadi)

Prasasti Lawadan memberikan keterangan bahwa penduduk Desa Lawadan beserta daerah sewilayahnya telah menerima anugerah raja yang berupa pembebasan pajak dan penerimaan sejumlah hak-hak istimewa.

“Prasasti Lawadan itu tercatat sebuah angka tahun yang mana ada beberapa alenia kata menyebutkan Deca Lawadan,” jelasnya.

Dalam sejarahnya, prasasti tersebut disimpan di Desa Lawadan, dan sekitar tahun 1970-an disimpan di pabrik “imit” hampir 50 tahun lebih.

“Dan akhir tahun 2003, Pemerintah Daerah Tulungagung memboyong dari pabrik “imit”, (untuk,Res) disimpan di Museum Daerah Tulungagung,” kata Tri Eni Budi Santoso.

Ada lagi yang lebih menarik, yaitu koleksi replika manusia purba yang hidup di Tulungagung beberapa ratus ribu tahun yang lalu.

Yang menjadi catatan penting bahwa temuan dari Tulungagung ini merupakan temuan pertama kali fosil manusia purba yang ada di Indonesia.

“Pada waktu itu, beberapa temuannya ditemukan oleh Van Costen, warga Belanda,” tambahnya.

Museum Daerah Tulungagung dibuka untuk umum. Tak heran, setiap hari efektif, selalu banyak didatangi pengunjung. Beberapa koleksi yang ada di Tulungagung tentang peninggalan kerajaan, peralatan rumah tangga, mainan anak-anak dan beberapa koleksi jenis lainnya.

Reporter : Sukadi

Editor: Deasy

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ribuan Ha Hutan Gunung Wilis Zona Utara Sangat Kritis, Potensi Sebabkan Banjir Besar

11 Maret 2025 - 23:01 WIB

Misionaris Katolik Roma Pendiri Klinik Perusahaan Gula Nganjuk

7 Maret 2025 - 12:15 WIB

100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Nganjuk Genjot PAD Lewat Pajak dan Retribusi

7 Maret 2025 - 01:49 WIB

Warga Warujayeng Bangun Paseban Agung Tandai Jejak Kerajaan Hring

23 Februari 2025 - 08:52 WIB

Tak Mampu Merawat ODCB, Warga Nganjuk Hibahkan Tempayan Kuno ke Museum Anjukladang

23 Februari 2025 - 08:13 WIB

Trending di Budaya