Menu

Mode Gelap
Perusakan Hutan Lindung Tritik Nganjuk, Diduga Pelakunya Oknum Petani Porang Tunggu Hasil Lab, Wabup Trihandy Perintahkan Pasang Barikade Limbah Liar Diduga B3 di Nganjuk Puluhan Ton Limbah Diduga B3 Kembali Terjadi di Nganjuk, Aktivis Lingkungan Desak Dinas LH Uji Laboratorium Tiga Peserta Pawai Budaya Terheboh di Nganjuk Peringati HUT ke-80 RI Versi Anjukzone.id Menarik… Tradisi Reuni Para Dewa Dewi Kali Pertama Digelar di Klenteng Sukomoro Nganjuk Senyum Sehat Sejak Dini: KKN UNISDA dan drg. Al Riskha Bentuk Generasi Peduli Gigi di MI Bumirejo

Budaya

Mendadak Viral, Petani Porang di Nganjuk Temukan 5 Guci Kuno Era Dinasti Yuan

badge-check


					Foto. Petani porang Nganjuk menemukan guci kuno Perbesar

Foto. Petani porang Nganjuk menemukan guci kuno

Nganjuk, anjukzone.id – Seorang petani porang di Nganjuk mendadak viral. Viral bukan dari hasil tanamannya, namun petani yang tinggal dekat hutan Desa Tritik, Kecamatan Rejoso ini secara tidak sengaja menemukan lima buah guci kuno di lahan porangnya belum lama ini. Tentu saja, hasil temuan guci kuno yang diperkirakan peninggalan kerajaan Majapahit awal tersebut menjadi perhatian banyak warga.

Menurut Suroso, (42), penemu guci kuno, guci-guci berbahan keramik tersebut ditemukan bersama temannya, bernama Pamuji, (45).

“Kami sedang menanam bibit porang di ladang. Pada hari keempat, tiba-tiba cangkul teman saya mengenai benda keras. Ketika kami gali terus, ternyata berupa guci,” jelas Suroso.

Beruntung guci-guci tersebut tidak pecah, hanya terlihat bekas lecet pada bagian bahu guci.

Menariknya, salah satu guci masih tersisa logam mirip cincin yang kemungkinan untuk mengaitkan rantai penggantung. Dan satu lagi guci terdapat gambar dua naga pada bagian bahunya.

Foto. Guci hasil temuan petasni porang ketika disimpan di rumahnya

Ukuran guci bervariasi, ada yang kecil, sedang dan besar. Guci terkecil berukuran tinggi sekitar 17 cm dengan lebar 15 cm, yang sedang sekitar 23 cm dengan lebar 20 cm, dan paling besar berukuran 27 cm dengan lebar 25 cm.

“Dalam guci yang paling kecil ada besi sudah berkarat mirip cincin dan pecahan piring keramik, tapi kecil,” tambahnya.

Benda-benda tersebut tidak langsung dibawa pulang, melainkan ditanam kembali karena takut. Baru setelah tiga hari dari dibawa pulang dan disimpan dirumahnya.

“Karena ada orang yang dengar dan mau mengambil, maka lagsung saya bawa pulang, daripada hilang,” kata Suroso.

Seminggu kemudian, Suroso bersama anggota Komunitas Pecinta Sejarah dan Ekologi Nganjuk mendatangi lokasi penemuan guci. Mereka sambil membawa detector logam. Hasilnya, berjarak sekitar satu meter dari lokasi temuan, signal detector menunjukkan tanda ada logam di dalam tanah. Setelah digali, ternyata benar, ditemukan benda berupa baki kuno berbahan perunggu, berukuran garis tengah sekitar 40 cm dengan ketebalan sekitar 0,5 cm.

“Tidak terlalu dalam, sekitar 10 cm, sudah kelihatan ada logam dalam tanah,” tegas Suroso.

Guci-guci tersebut sekarang disimpan di rumahnya. Ada satu guci yang dibawa ke Museum Anjukladang bersama baki perunggu dan benda-benda temuan lain. Benda-benda yang diduga cagar budaya tersebut sekarang dilakukan pengkajian oleh arkeolog dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Provinsi Jawa Timur.

Menurut Edi Trihantoro, TACB Provinsi Jawa Timur, setelah dikonsultasikan kepada seorang ahli keramologi, guci-guci yang ditemukan di dalam hutan Tritik tersebut diperkirakan dari Dinasti Yuan Negara China dan Thailan, yaitu dibuat pada abad 13 – 14.

Reporter : Sukadi

Editor: Deasy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tiga Peserta Pawai Budaya Terheboh di Nganjuk Peringati HUT ke-80 RI Versi Anjukzone.id

13 Agustus 2025 - 04:10 WIB

Menarik… Tradisi Reuni Para Dewa Dewi Kali Pertama Digelar di Klenteng Sukomoro Nganjuk

11 Agustus 2025 - 01:05 WIB

Jembatan Lama Kertosono Bukan Cagar Budaya Ini Penjelasan TACB Nganjuk

2 Agustus 2025 - 03:44 WIB

Jembatan Lama Kertosono Saksi Sejarah Perjuangan TNI Nganjuk Melawan Belanda pada Agresi Belanda II

2 Agustus 2025 - 00:07 WIB

Dilarang Melintas Sejak Tahun 2019, Jembatan Lama Kertosono Saksi Sejarah Pejuang Nganjuk Melawan Belanda

30 Juli 2025 - 12:27 WIB

Trending di Birokrasi