Menu

Mode Gelap
Perusakan Hutan Lindung Tritik Nganjuk, Diduga Pelakunya Oknum Petani Porang Tunggu Hasil Lab, Wabup Trihandy Perintahkan Pasang Barikade Limbah Liar Diduga B3 di Nganjuk Puluhan Ton Limbah Diduga B3 Kembali Terjadi di Nganjuk, Aktivis Lingkungan Desak Dinas LH Uji Laboratorium Tiga Peserta Pawai Budaya Terheboh di Nganjuk Peringati HUT ke-80 RI Versi Anjukzone.id Menarik… Tradisi Reuni Para Dewa Dewi Kali Pertama Digelar di Klenteng Sukomoro Nganjuk Senyum Sehat Sejak Dini: KKN UNISDA dan drg. Al Riskha Bentuk Generasi Peduli Gigi di MI Bumirejo

Ekologi

Bendungan Semantok Terwujud dari 7000 Tanda Tangan Petani

badge-check


					Bendungan Semantok Masih Butuh Perjuangan Besar Perbesar

Bendungan Semantok Masih Butuh Perjuangan Besar

Nganjuk, anjukzone.id – Cikal-bakal atau rencana awal Bendungan Semantok sudah terdengar sayup-sayup sejak tahun 2003. Kala itu, Kuswodiyono, seorang pegawai Dinas PU Pengairan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk, menyampaikan gagasannya ke sejumlah kolega, bahwa kawasan Nganjuk utara sangat membutuhkan sebuah bendungan baru yang berdaya tampung besar. Masalahnya lahan persawahan di Nganjuk utara kerap kekurangan suplai air di musim kemarau. Sebaliknya, pada musim hujan sering datang banjir bandang. Air bah meluncur begitu saja dari atas bukit tanpa sempat dibendung. Keadaan seperti itu terus berulang setiap tahun.

Saat itu, pejabat Kepala Cabang Dinas PU Pengairan ini hampir setiap hari berinteraksi dengan para petani di desanya, dan mendengar keluh kesah mereka. Di saat yang sama, berdasarkan informasi dan data yang dimiliki, bahwa kemampuan suplai air Waduk Bening di Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, dari tahun ke tahun terus menurun. Bahkan, untuk mengairi area persawahan di seluruh Nganjuk utara beberapa tahun terakhir, menyisakan 25 persen saja dari kapasitas semula.

Berangkat dari keadaan itulah, serangkaian survei lapangan dilakukan. Bersama forumnya, mendatangi lokasi-lokasi hutan dan perbukitan di Nganjuk utara, yang kondisi lahannya dinilai potensial untuk dibangun bendungan.

Dalam wawancara 8 Maret 2022, disebut pembicaraan awal mengenai pembangunan bendungan baru di Kabupaten Nganjuk sebenarnya sudah mencuat sejak 2001. Namun saat itu masih sebatas ide di kepala. Baru pada tahun 2003, memulai misinya untuk mencari beberapa alternatif lokasi di wilayah Nganjuk utara. Dari sejumlah lokasi yang didatangi, pilihan kemudian jatuh di kawasan hutan Desa Tritik dan Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso.

Secara geografis lokasi yang dipilih tersebut berada di antara dua bukit dan satu jalur dengan aliran Sungai Semantok, sebagai lokasi yang terbaik. Wujud lahannya berupa sebuah cekungan, atau dalam bahasa Jawa disebut ledhok, menyerupai bak penampung yang terbentuk secara alamiah.

Untuk sampai menemukan lokasi tersebut, forum membawa rujukan topografische kaart atau peta topografi zaman Belanda. Ini merupakan jenis peta yang mempunyai ciri-ciri khusus yang memperlihatkan keadaan bentuk, penyebaran roman muka bumi dan dimensinya dengan ditandai adanya skala besar dan lebih. Peta tersebut mulanya tergolong dokumen rahasia yang hanya dimiliki oleh instansi-instansi tertentu. Seperti TNI, Perhutani, dan termasuk salah satunya adalah instansi tempatnya bekerja.

Berbekal peta tersebut, kemudian dilakukan survei dengan berjalan kaki. Layaknya pendaki, forum harus beberapa kali menaiki dan menuruni bukit, menembus hutan, hingga akhirnya berhasil menemukan zona cekungan alami yang dimaksud. Mereka sangat berharap akan adanya suplai air irigasi yang mencukupi di masa depan.

Foto. Bendungan Semantok< kecamatan Rejoso, Nganjuk

Anggota forum tersebut antara lain kelompok-kelompok tani yang berhimpun dalam gabungan kelompok tani (gapoktan) dan himpunan petani pemakai air (HIPPA). Dari gapoktan diwakili oleh Suhartono, yang kini juga menjadi Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Gondang. Sedangkan dari HIPPA diwakili oleh Sono, asal Desa Musirlor, Kecamatan Rejoso.

Forum gapoktan dan HIPPA tersebut adalah para petani yang berada di sepanjang wilayah jaringan irigasi (JI) Waduk Kali Bening Madiun. Jaringan irigasi tersebut di Kabupaten Nganjuk juga memiliki nama lain Saluran Induk Sungai Widas Utara. Di mana, cakupannya meliputi wilayah Kecamatan Wilangan, Kecamatan Bagor, Kecamatan Nganjuk, Kecamatan Sukomoro, Kecamatan Rejoso, dan Kecamatan Gondang.

Bersama forum tersebut, dimulai menghimpun aspirasi agar pembangunan bendungan baru di kawasan Nganjuk utara benar-benar bisa terwujud. Selama beberapa tahun, mereka secara rutin melakukan pertemuan untuk membahas gagasan besar yang dimaksud. Sembari, menyampaikan aspirasi secara langsung kepada pihak pemerintah, dalam hal ini Pemkab Nganjuk.

Gaung aspirasi mereka mencapai puncak pada tahun 2010 sampai 2014. Dalam kurun waktu sekitar lima tahun tersebut, forum membentuk tim 9 di dalamnya ada naman Hartono dan Sono berhasil mengumpulkan 7000 tanda tangan petani di wilayah saluran induk Sungai Widas Utara. Mayoritas dari Kecamatan Rejoso dan Kecamatan Gondang.

Ribuan tanda tangan tersebut adalah wujud aspirasi mereka yang telah diperjuangkan selama bertahun-tahun. Yakni, agar pemerintah segera membangun Bendungan Semantok, sebagai bendungan berkapasitas besar yang mampu menopang kebutuhan masyarakat petani di Nganjuk utara.

Ada kelegaan tersendiri bagi tim Kuswodiyono ketika berhasil mendapatkan dukungan besar dari para petani di Nganjuk utara. Itu artinya, peluang untuk terwujudnya pembangunan Bendungan Semantok semakin terbuka lebar.  Lebih-lebih, ketika aspirasi tersebut langsung direspons dengan cepat oleh Bupati Nganjuk saat itu, Taufiqurrahman, tim pun semakin optimistis. Menggunakan perannya sebagai kepala daerah, Bupati Nganjuk saat itu menjabat pun melakukan berbagai koordinasi dan lobi-lobi sampai ke pemerintah pusat.

Dalam perjalanannya, pembangunan Bendungan Semantok sempat diwacanakan bisa dimulai tahun 2016. Namun karena beberapa pertimbangan saat itu, seperti waktu yang terlalu mepet dan mendekati batas akhir tahun anggaran, hingga pertimbangan agar lelang tidak tergesa-gesa, maka rencana tersebut pun tertunda.

Selain itu, juga terdapat temuan kajian tim ahli maupun tim teknis, yang menyebutkan bahwa ada sedikit evaluasi karakteristik tanah lokasi proyek yang merupakan hutan milik Perum Perhutani tersebut. Di mana menurut kajian, tanah setempat jika dikeruk, dipastikan tidak akan mampu menampung air karena terus merembes.  Untuk itu hasil dari kajian awal di wilayah bendungan hanya akan dikeruk sedalam satu meter. Sementara untuk bagian tepi bandungan akan dicarikan tanah dari lokasi lain sebagai bendungannya.

Di sisi lain, pada tahun 2016 itu pula, tepatnya Bulan November, Pemkab Nganjuk juga baru mulai mengundang sejumlah warga Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, untuk melakukan pertemuan di balai desa setempat. Pertemuan yang difasilitasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Nganjuk tersebut juga melibatkan pihak DPRD Nganjuk. Adapun tujuannya guna melakukan sosialisasi relokasi warga terkait adanya proyek tersebut.

 

Peran Bupati Nganjuk Taufiqurrahman

Lebih lanjut, sinyal bahwa Bendungan Semantok benar-benar akan segera dibangun terlihat jelas ketika Bupati Nganjuk Taufiqurrahman bersama tim, mendapat kesempatan untuk menyampaikan presentasi final ke Presiden RI Joko Widodo melalui Kementerian PUPR, di Jakarta pada awal tahun 2017. Sedangkan di Kabupaten Nganjuk, beberapa kali juga digelar hearing atau rapat dengar pendapat antar pihak-pihak terkait, yang difasilitasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nganjuk.

Di tahun yang sama, tepatnya pada Desember 2017, setelah mendapat lampu hijau dari Presiden Joko Widodo, pembangunan fisik Bendungan Semantok secara resmi dimulai. Bahkan bendungan yang akan menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Nganjuk itu ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN).

Tentu saja, di balik terwujudnya pembangunan Bendungan Semantok sebagai PSN, terdapat andil besar dari tangan dingin Bupati Nganjuk saat itu.

“Kalau tidak ada peran Pak Taufiq (sapaan akrab Taufiqurrahman), mungkin Bendungan Semantok tidak akan pernah dibangun dan tidak bisa ditetapkan sebagai proyek strategis nasional,” ujar Kuswodiyono.

Sejak dimulainya proses pembangunan fisik Bendungan Semantok, area di ujung utara Kabupaten Nganjuk yang sebelumnya sering diabaikan, mulai menjadi sorotan luas. Tidak hanya masyarakat Kabupaten Nganjuk sendiri yang antusias menanti dibukanya bendungan besar tersebut, tetapi juga dari seluruh penjuru negeri.

Banyak orang mulai mencari tahu seluk-beluk Bendungan Semantok berikut karakteristik kawasan menjadi titik lokasinya. Yakni Desa Sambikerep dan Desa Tritik, Kecamatan Rejoso. Ada yang menggali informasi dari media, yang memang mulai ramai memberitakan PSN Bendungan Semantok, ada pula yang datang langsung ke lokasi untuk melihat lahan bendungan seluas hampir 700 hektare dengan area genangan 365 hektare tersebut.

Kuswodiyono sendiri berharap, pemerintah baik pusat maupun daerah yang menjadi leading sector pembangunan Bendungan Semantok, agar tetap on the track melaksanakan pembangunan sesuai tujuan utamanya. Di mana, Bendungan dengan tampungan total 32,67 juta meter kubik ini disiapkan untuk membendung Sungai Semantok di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk.

Kehadiran Bendungan Semantok diproyeksikan mampu mengurangi ancaman banjir di kawasan Nganjuk utara, memberikan suplai air baku sebesar 312 liter/detik dan mengairi sawah seluas sekitar 2.900 hektare, serta disiapkan menjadi ikon baru destinasi wisata unggulan Kabupaten Nganjuk.

Tulisan diambil dari buku Historiografi Bendungan Semantok (2022); Penulis : Sukadi, S.Pd., MM.Pd.; Panji Lanang Satriadin, S.IP.; Asti Hanifa, S.Ak

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Perusakan Hutan Lindung Tritik Nganjuk, Diduga Pelakunya Oknum Petani Porang

28 September 2025 - 09:27 WIB

Tunggu Hasil Lab, Wabup Trihandy Perintahkan Pasang Barikade Limbah Liar Diduga B3 di Nganjuk

23 September 2025 - 23:50 WIB

Puluhan Ton Limbah Diduga B3 Kembali Terjadi di Nganjuk, Aktivis Lingkungan Desak Dinas LH Uji Laboratorium

22 September 2025 - 22:30 WIB

Tiga Peserta Pawai Budaya Terheboh di Nganjuk Peringati HUT ke-80 RI Versi Anjukzone.id

13 Agustus 2025 - 04:10 WIB

Menarik… Tradisi Reuni Para Dewa Dewi Kali Pertama Digelar di Klenteng Sukomoro Nganjuk

11 Agustus 2025 - 01:05 WIB

Trending di Budaya