Menu

Mode Gelap
Perusakan Hutan Lindung Tritik Nganjuk, Diduga Pelakunya Oknum Petani Porang Tunggu Hasil Lab, Wabup Trihandy Perintahkan Pasang Barikade Limbah Liar Diduga B3 di Nganjuk Puluhan Ton Limbah Diduga B3 Kembali Terjadi di Nganjuk, Aktivis Lingkungan Desak Dinas LH Uji Laboratorium Tiga Peserta Pawai Budaya Terheboh di Nganjuk Peringati HUT ke-80 RI Versi Anjukzone.id Menarik… Tradisi Reuni Para Dewa Dewi Kali Pertama Digelar di Klenteng Sukomoro Nganjuk Senyum Sehat Sejak Dini: KKN UNISDA dan drg. Al Riskha Bentuk Generasi Peduli Gigi di MI Bumirejo

Budaya

Bendungan Semantok Masih Butuh Perjuangan Besar

badge-check


					Bendungan Semantok, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawaq Timur Perbesar

Bendungan Semantok, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawaq Timur

Nganjuk, anjukzone.id – Selama puluhan tahun, lahan persawahan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, mengandalkan pasokan air dari Waduk Bening yang berada di Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Khususnya wilayah Nganjuk utara yang dilalui aliran Sungai Widas, meliputi Kecamatan Wilangan, Kecamatan Nganjuk, Kecamatan Rejoso, Kecamatan Sukomoro, hingga Kecamatan Gondang.

Sayangnya, pasokan air dari Waduk Bening lambat laun kian menyusut. Kapasitas atau daya tampung waduk tersebut sudah tidak sebesar ketika pertama kali diresmikan, pada 1981 silam. Bahkan saat ini hanya mampu mencukupi 25 persen saja kebutuhan air baku sawah di kawasan Nganjuk utara. Akibatnya ribuan petani yang menggarap sawah di sepanjang aliran Sungai Widas Utara, yang mengalirkan air dari Waduk Bening, terancam mengalami krisis air irigasi. Dampak lanjutannya bisa sampai gagal panen dan menurunnya angka produksi pertanian di Kabupaten Nganjuk.

Adapun, sejumlah bendung yang sudah ada sebelumnya di Kabupaten Nganjuk, juga dinilai belum cukup memenuhi kebutuhan air irigasi dan air baku. Bendung-bendung tersebut antara lain Bendung Rejoso, Bendung Margomulyo, Bendung Ngomben, Bendung Jati, Jatirejo dan Bendung Janeng.

Di sisi lain, dari tahun ke tahun kawasan Nganjuk utara juga sering dilanda banjir bandang. Titik-titik lokasi rawan banjir antara lain di Kecamatan Rejoso, Kecamatan Gondang dan Kecamatan Lengkong. Setiap musim hujan, air bah selalu menggenangi area persawahan, jalan raya, bahkan hingga merendam pemukiman warga di wilayah setempat.

Penyebab utama banjir besar tersebut karena tidak terserapnya air hujan yang datang dari kawasan pegunungan di Nganjuk utara. Jumlah pepohonan yang secara alami mampu menyerap terus menyusut. Sementara sungai tidak lagi mampu menampung derasnya debit air.

Salah satu sungai yang kerap meluap hingga menimbulkan banjir bandang adalah Sungai Semantok. Warga lokal menyebutnya Kali Semantok. Sungai ini berhulu di hutan Desa Tritik dan Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, dan mengaliri sejumlah desa sekitarnya seperti Desa Sambikerep dan Desa Musirlor.

Berangkat dari keadaan itulah, kemudian muncul gagasan untuk membendung aliran Sungai Semantok dan beberapa sungai di sekitarnya, agar air yang sejatinya melimpah bisa mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat. Yakni, dengan membangun sebuah bendungan berkapasitas besar, yang belakangan diberi nama Bendungan Semantok sesuai nama sungai yang dibendung.

Bendungan Semantok menjadi jawaban atas permasalahan keterbatasan air baku pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan di Kabupaten Nganjuk. Kehadirannya sudah lama ditunggu-tunggu oleh masyarakat, mengingat perjalanan tahapan pembangunannya yang cukup panjang.

Bendungan Semantok juga menjadi bagian dari program yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo sejak tahun 2015. Yakni membangun 57 bendungan baru yang tersebar di berbagai daerah, dengan target rampung seluruhnya pada tahun 2024 mendatang.

Dalam rilis pers Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), 3 Januari 2022, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pemerintah terus mendukung program ketahanan air dan pangan nasional salah satunya dengan menambah jumlah tampungan dan suplai air di Indonesia.

Tampungan dan suplai air yang dimaksud adalah bendungan-bendungan baru yang dibangun di berbagai daerah di Indonesia. Di mana salah satunya adalah Bendungan Semantok yang terletak di sebagian wilayah Desa Desa Sambikerep dan Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Secara historiografis, perwujudan Bendungan Semantok membutuhkan perjuangan besar dari sejumlah elemen masyarakat dan pejabat, baik di tingkat daerah hingga pusat. Mereka berjuang untuk merealisasikan sebuah bangunan tampungan air yang sudah bertahun-tahun didambakan.

Tulisan diambil dari buku Historiografi Bendungan Semantok (2022); Penulis : Sukadi, S.Pd., MM.Pd.; Panji Lanang Satriadin, S.IP.; Asti Hanifa, S.Ak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tiga Peserta Pawai Budaya Terheboh di Nganjuk Peringati HUT ke-80 RI Versi Anjukzone.id

13 Agustus 2025 - 04:10 WIB

Menarik… Tradisi Reuni Para Dewa Dewi Kali Pertama Digelar di Klenteng Sukomoro Nganjuk

11 Agustus 2025 - 01:05 WIB

Jembatan Lama Kertosono Bukan Cagar Budaya Ini Penjelasan TACB Nganjuk

2 Agustus 2025 - 03:44 WIB

Jembatan Lama Kertosono Saksi Sejarah Perjuangan TNI Nganjuk Melawan Belanda pada Agresi Belanda II

2 Agustus 2025 - 00:07 WIB

Dilarang Melintas Sejak Tahun 2019, Jembatan Lama Kertosono Saksi Sejarah Pejuang Nganjuk Melawan Belanda

30 Juli 2025 - 12:27 WIB

Trending di Birokrasi